Sumber: Tribun Bisnis |
Pada Senin, 12 Desember 2022 dikabarkan Saham Asia mengalami penurunan, sementara dolar semakin menguat pada Minggu, 11 Desember 2022. Hal ini dikarenakan pasar sedang menunggu keputusan mengenai suku bunga dari Bank Sentral Eropa, The Fed AS, dan lainnya.
Indeks pergerakan harga saham di berbagai kategori atau indeks MSCI's untuk saham Asia-Pasifik selain Jepang mengalami penurunan sebesar 1%. Padahal, minggu sebelumnya indeks MSCI's naik 1,3%.
Selain itu, di China saham blue-chip mengalami penurunan sebesar 0,5%. Sementara indeks Hang Seng (HSI) di Hongkong turun 1% yang dikarenakan investor fokus pada gelombang lanjutan Covid-19 yang dapat mengganggu perekonomian.
Kemudian, saham Nikkei Jepang turun 0,5% dan Wall Street turun pada Jumat, 9 Desember 2022 akibat Treasury naik.
Laporan indeks harga konsumen di AS akan digunakan untuk mengatur pasar di minggu ini. Ahli ekonomi memproyeksikan inflasi tahunan akan turun sebesar 6,1% di bulan November tahun lalu.
Laporan indeks harga konsumen mengalami kekhawatiran yang diakibatkan harga produsen meningkat cepat jauh dari harapan pada Jumat (9/12/2022). Kondisi ini dapat mengindikasikan inflasi dan suku bunga tetap tinggi dengan surasi lebih lama.
The Fed memperkirakan bahwa akan meningkatkan suku bunga di hari Rabu (14/12/2022) di pertemuan akhir tahun ini sebesar 50 basis poin.
Kepala Ekonom AS di NatWest, Kevin Cummins memberi pernyataan bahwa apa pun yang terjadi dalam laporan indeks harga konsumen tidak akan merubah The Fed untuk menaikkan suku bunga 50 basis poin.
Sterling mengalami penurunan sebesar 0,35% dan dolar Australia turun 0,5%. Selain itu, pasar minyak harga menjadi naik setelah di hari Jumat jatuh di titik level terendah akibat kekhawatiran resesi global.
Bahkan, emas turun sebesar 0,3% menjadi $1.790,38 per ons.
Posting Komentar untuk "Saham Asia Jatuh, Dolar Menguat Jelang Kenaikan Suku Bunga Bank Sentral"